Selasa, 27 Desember 2011

Tuhan memberiku Rp. 2.592.000.000,00 pertahun secara gratis. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Suatu hari, aku sedang bersama temanku yang menderita penyakit asma. Waktu lagi asyik ngobrol, temenku itu tiba tiba mengeluarkan botol kecil dari dalam kantongnya.

"apa itu? Tanyaku,
" ini oksigen murni."
" oh, buat apa?"
" aku kan astma, ini membantu aku untuk tetap bertahan hidup....."

Entah kenapa, percakapan antara aku sama temen aku itu tetap membekas dalam ingatanku sampai sekarang. Iseng mulanya aku kemudian mencoba menghitung hitung berapa kiranya biaya yang kita butuhkan kalau seandainya, udara yang kita hirup ini tidak di berikan secara gratis oleh Tuhan. Satu botol oksigen murni itu harganya Rp.195.000,00 untuk pemakaian maksimal 30 menit. Kalau di hitung hitung mengnngunakan logika matematika, anggaplah Tuhan memberikan kita diskon untuk pembelian oksingen murni ini jadi Rp.150.000,00 untuk bernafas selama 30 menit. Alasannya, kita sudah lama berlangganan oksigen, sejak lahir malah gegegegegege....

Jadi untuk bernafas selama satu jam saja, setiap orang harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 300.000,00. Kalau kita dalam satu hari hidup selama dua puluh empat jam, maka, uang yang harus kita keluarkan untuk bernafas dalam satu hari adalah 24xRp.300.000,00 = Rp. 7.200.000,00, dengan cara yang sama, maka kita butuh biaya Rp. 50.400.000 untuk bernafas selama satu minggu, dan Rp. 216.000.000,00 untuk bernafas selama satu bulan. Untuk satu tahun kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 2.592.000.000,00 Masyallah, tiba tiba saja pikiranku serasa berhenti untuk berfikir, gak mampu rasanya untuk menghitung lagi ketika aku mendapatkan angka Rp. 64.800.000.000,00. Itu adalah uang yang harus aku bayarkan untuk bernafas selama 25 tahun, selama masa hidup aku ini. Aku cuma bisa diam, terharu, kemudian mulai muncul bayangan segala dosa yang pernah aku lakukan. Tuhan sudah memberi aku Rp. 64.800.000.000,00 selama hidup 25 tahunku. Sedangkan aku? Aku telah membalasnya dengan melanggar banyak larangannya.

Tuhanku hanya meminta kita untuk solat lima kali sehari. Bila di setiap waktu solat kita butuh waktu 10 menit, maka dalam satu hari, kita hanya butuh waktu 5x10menit = 50 menit, atau seharga Rp. 250.000,00 dari nafas kita sehari. Padahal dalam satu hari, Tuhan sudah memberi kita Rp. 7.200.000,00 secara gratis untuk udara yang kita hirup. Ya Tuhan, betapa gak pantasnya aku. Betapa besarnya nikmat yang telah engkau berikan pada kami. Sedangkan untuk waktu solat yang sangat murah itu, hambamu ini masih enggan......

Kalau kita mau meneruskan menghitung hitung nikmat Tuhan yang diberikan secara gratis, cobalah lihat matahari. Setiap hari berapa energi yang dekeluarkannya untuk di pancarkan ke dalam kehidupan kita. Kalau matahari padam, tapi kita dan bumi ini masih utuh, maka dari mana kita akan mendapatkan energi yang kita butuhkan. Tanpa matahari, angin akan berhenti mengalir, yang berarti kita harus berpindah tempat setiap kali ingin bernafas. Tanpa matahari, tumbuhan tidak akan menghasilakan makanan, yang berarti, kita tinggal menghitung hari untuk menyambut kematian.....

Kemudian kita lihat jantung kita. Bila jantung ini mengalami gangguan, kita butuh dokter untuk memperbaikinya. Dan untuk perbaikan jantung ini (operasi jantung) kita harus membayar setidaknya Rp. 60juta sekali perbaikan. Itu biaya perbaikan kawan, bukan biaya pembuatan. Jadi berapakah yang sudah Tuhan gratiskan untuk kita untuk pembuatan jantung ini? Otakku yang lemah ini rasanya gak mampu untuk menghitungnnya.

Sekarang berapa biaya yang sudah di gratiskan Tuhan untuk nafas, untuk sinar matahari, untuk jantung? Kemudian untuk tangan kita, untuk mata…….

Aku cuma bisa tetunduk malu mengingat semua ini,
Malu mengigat setiap dosa yang sudah aku perbuat,
Malu untuk mengingat setiap solat yang aku tinggalkan,
Tergetar seluruh badan aku kita di bacakan untukku ayat yang terjemahannya

"maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Ya Tuhan, maafkanlah kami....

repost dari :

Kamis, 01 Desember 2011

Aku Benci Kalian, Bloofers

Aku menggeram,

“aku benci kalian Bloofers, sungguh! Mulai sekarang jangan cari aku lagi. Dan aku tidak akan mengingat kalian lagi. Aku keluar…..”

Klik keluar dari grup, isi beberapa isian, selesai…..

***

Mataku mengerjap, memandang apa yang dilakukan kakakku.

“ini blogging,” jelas kakakku tanpa aku tanya. “Blogging itu mengasikkan Nan, kamu harus mencobanya suatu saat” kakakku melanjutkan atau lebih tepatnya, mulai nyerocos….

 Aku memandang kakaku lekat. Aku akui memang aku sedikit berbeda dengan kakakku yang satu ini. Kakak lebih terbuka, lebih ceria dan lebih supel dari pada aku. Aku cenderung pendiam tapi pantang menyerah. Aku termasuk orang yang gigih,tapi  itu menurut aku sendiri sih, semacam pendapat pribadi gitu J

 Aku juga jarang bertanya. Aku lebih suka mencari jawaban hal hal yang ingin aku ketahui lewat membaca atau cari infonya di internet. Tapi kakakku, menurut aku juga tipe orang yang kadang suka terlalu banyak bicara. Tapi dia cerdas, kakakku itu tau begitu banyak hal. Dia seperti gak pernah kehabisan bahan pembicaraan. Ada aja hal yang dia omongin. Dari bola sampe presiden dia tau. Kakak kadang juga sering nyerocos tentang hal hal aneh yang aku gak tau sama sekali. Kemaren dia aku dengar sedang berbicara dengan serius pada seseorang lewat handphone-nya. Entah dengan siapa dia berbicara, aku juga tidak terlalu bisa menangkap apa yang dia bicarakan. Terlalu banyak istilah aneh yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Freemasonry, persaudaraan, lambang lambang pagan, ah, entahlah apa lagi. Terlalu aneh bagi aku. Dan hari ini kakakku nyerocos di depanku masalah blogging. Apa lagi itu?

“ Di blog yang kamu buat, kamu bisa mengisi dengan apapun yang kamu suka. Kamu bisa isi dengan karya kamu Nan, bisa kamu isi puisi puisi kamu, cerpen cerpen kamu. Kakak lihat kamu suka menulis tuh. Jadi mungkin blogging itu cocok buat kamu Nan. Selain itu Nan, kamu juga bisa isi blog kamu dengan apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, intinya, singkatnya kamu bisa isi blog kamu itu seperti kamu mengisi buku harian saja Nan. Kamu bebas curhat disana. Kamu kasi info tentang hobi kamu, tentang internet, tentang dunia komputer juga bisa Nan.” Aku mulia tertarik dengan penjelasan dari kakakku ini. Blogging, suatu hal yang baru bagiku, dan aku suka dan selalu tertangtang untuk mencoba sesuatu yang baru.

“Karena semua tulisan kamu itu di unggah di dunia maya, maka setiap orang yang berkunjung dan menggunakan internet, bisa membaca apa yang kamu tulis di blog kamu Nan. Mereka bisa mengomentari tulisan tulisan kamu, memberi penilaian atau sejenis itulah Nan. Maka itu blogging menurut kakak itu seru Nan. Percaya deh, kamu harus mencobanya suatu saat…” kakakku masih berusaha meyakinkan aku dengan penuh semangat.

“Tapi aku sudah punya Facebook dan Twitter kak. Sama aja kan sama blogging?’ tanyaku.

“ Ya jelas beda lah Nan, walau sebenarnya ada samanya sih sedikit, antara blogging, facebook atau twitter. Sama sama menulis di internet. Di facebook kamu bisa membuat catatan untuk menceritakan hal yang lebih dari sekedar dari status. Di twitter juga sama, tapi kan karakternya sangat di batasi Nan. Tapi di blog kamu bebas sebebas bebasnya. Kamu bisa kasi gambar, kamu bisa menulis sangat banyak. Sampe puas nulisnya. Selain itu, tulisan kamu di blog bisa di tampilkan sebagai hasil pencarian oleh google. Ne kakak kasih contoh…”

Kakakku membuka google. “ Ne misal kakak tadi posting di blog kakak tentang… nah yang ini, tentang internet dan pendidikan…., kalau kamu buka google, terus kamu ketik kata kuncinya….. enter….. jreng…  salah satu hasil pencarian dari google langsung menuju pada posting blog kakak tadi bukan? Keren Nan, blogging itu keren….kalau pengunjung google itu meng-klik tautan ini, berarti dia akan membaca apa yang kamu tulis di blog kamu Nan, keren kan? Tulisan kita di baca banyak orang”

Aku tersenyum. Aku rasanya mulai terpengaruh pada penjelasan kakakku ini. Blogging itu keren, blogger tentu kumpulan orang orang keren. Aku tersenyum lebih lebar.

“Gimana Nan? Keren kan. Kakak tau kamu pasti tertarik…. Hebatnya lagi Nan, kalau blogging kamu sukses, kamu bisa cari uang dari blog kamu..”

“wah, ya kah? Gimana caranya?”

Rupanya sekarang aku mulai benar benar tertarik pada dunia blogging. Apa lagi sekarang menyangkut uang. Siapa yang gak tertarik sama uang coba? Aku menajamkan telingaku, siap siap dengerin penjelasan kakakku selanjutnya. Tapi tepat bersaman dengan itu, bel rumah kami berdering.

“Nah Nan, ini kayaknya yang kakak tunggu tunggu sore ini Nan. Ini adalah bagian lain yang mengasikkan dari Bloging Nan.”

“ Tamu itu maksud kakak?” tanyaku

“ Ya Nan. Mungkin itu temen kakak, coba bukain sana, kalau cari kakak, bilang suruh tunggu di teras Nan, kakak mau ambil tikar dulu buat di gelar di depan”

Aku mengerutkan kening. “ Emang banyak yang mau dateng kak? Kok sampe gelar tikar segala?”

“ Nanti kamu lihat sendiri dah Nan, acara kakak sore ini pasti seru. Kopdar Nan….”

Walah apa lagi itu? Satu lagi istilah aneh yang di omongin kakakku. “ apa itu?” tanyaku penasaran.

Kakakku memandang aku sebentar, antara gak percaya dan ingin menjelaskan. Tapi, “ sudah sana buka dulu pintunya, kasian kalau tamunya nunggu terlalu lama, kakak mau ambil tikar dulu.”

“ Apa tadi?” tanyaku, belum juga beranjak dari tempatku. Sementara kakak sudah melangkah ke belakang buat ngambil tikar.

“ Apanya? Buka pintu?” kakakku menoleh.

“ Bukan, acara kakak sore ini sama temen temennya.”

“ Kopdar…”

“ Apa itu?

“ Buka dulu pintunya, nanti kakak kasi tahu…” kakak menghentikan langkahnya, lalu berbalik menatap aku.

“ Gak…!”

“ Nan, bukain pintu dulu, kakak mau ambil tikar ne, kasian tamunya….” Kakak berkacak pinggang, mulai gak sabar sepertinya.

“ itu temen kakak kan? Aku mau googling aja..”

“ Buka pintu nan….”

“ gak….! Aku mau cari arti kopdar di google..”

“ Nan….”

“ Gak, ….. aku mau googling….”

“ Awas kamu nan….”

Brak…..

Kututup pintu kamar, menguncinya dari dalam dan mulai nyalain komputerku. Aman sekarang. Kadang kakakku memang begitu, sok jadi bos menurutku. Dan  itu tidak menyenangkan sama sekali!

***

“ Nan, kamu dah punya blog ya?” tanya kakakku suatu siang. Hm, Kakakku sudah tahu rupanya.

“ Ya, kenapa?”

“ Rame yang dateng berkunjung?”

Aku menggeleng. Lesu.

“ Udah berapa lama?” tanyanya lagi.

“ Sebulan….”

“ Sebenarnya ada bebearapa trik buat menarik pengunjung ke blog kita Nan. Nanti kakak kasi tau kamu, sekarang kakak mau pergi berkemah dulu sama temen temen.”

“ Lama?”

“ Apanya?”

“ Kemahnya?”

“ Gak, Cuma seminggu aja kok. Kamu googling aja dulu, cari tau gimana caranya biar blog kamu laris.”

“ Males….”

“ tumben, “ kakakku menatapku dengan padangan gak percaya. Mungkin ini memang aneh waktu aku males tanya tanya sama mbah google.

“ Bisaanya kamu semangat cari cari di google. Kenapa sekarang kok ngambek sama mbah?” aku diam  aja. Mood aku lagi jelek sekarang. Mungkin karena mikirin blog aku itu, jadi sedikit stress rasanya. “ Gini aja, coba kamu gabung di facebook di grupnya para blogger. Mungkin itu bisa membantu sementara.”

“ Nama grupnya?”

“bloof, blog of friendship”

***

Ini sudah bulan ketiga aku ngeblog. Sudah sepuluh posting yang aku buat selama ini. Tapi kok gini ya? Blogku sepi sepi aja. Gak ada tanda tanda kemajuan. Aku jadi males mau ngeblog lagi. Blogging gak asik. Gak seperti apa yang kakakku ceritain sama aku.

Padahal aku dah gabungan di bloof seperti apa yang kakak seranin ke aku. Tapi hasilnya sama saja. Mengecewakan!

“ Halo Nan..” kakakku menyapaku sepulang sekolah. Aku lagi di depan tv waktu itu. Lagi nonton film kartun kesuakaanku. Aku cuek aja, habis  males aku sama kakak sekarang. Kakak gak bisa bantu aku blogging. Blog kakak pasti sukses tuh. Buktinya tiap malem dia begadang ngobrol sama temen temennya sesama blogger, apa lagi sama temen temenya di bloof, gak pernah absen kayaknya. Coba blog aku, mana pernah dia ke sana? Tahu namanya aja mungkin gak….

Kakak yang menyebalkan. Grup yang menyebalkan. Aku benci kakakku, aku benci bloofer semua….

“ Kamu kenapa Nan?” tanya kakkaku menyelidik. Aku diam saja, males….

“ Hei Nan, kamu kenapa? Ngambek ya?” dia kenapa sih? Kakak mulai usil dah kalau aku sudah diem begini. Apa gak tau dia kalau aku lagi males? Males ngomong, apa lagi sama kakak.!

“ Andai aku halal bagimu …..
Aku ingin menggenggam dan digenggam tanganmu
Aku ingin menjadi pelipur lara hatimu

Jika aku halal bagimu,
Aku ingin menjadi sandaran dan bersandar di bahumu…..” **

Hei, itu kan puisi yang aku posting di blog aku belum lama ini. Kok kakak tahu? Aku menoleh ke arah kakakku. Mungkin ekpresiku terlihat konyol sekarang.

“ hehehehhehehehe, kenapa Nan, wajah kamu kok jadi memerah gitu? Kayak sapi ompong kamu? “

“ Tau dari mana ?” tanyaku penasaran, surprise juga sebenarnya….

“ ehhehehehehhehehe, kamu posting seminggu yang lalu toh? Di blog kamu? “ inilah aku” itu nama blog kamu bukan?”

Kakak…., aku jadi terharu…. (lebay dah),  aku menundukkan kepala.

Kakak mendekat kearahku, lalu duduk di depanku dan memengang kedua bahuku. Nyata sekali kalau kakak begitu sayang sama aku. Aku saja yang kadang kadang egois. Ah tidak tidak, gak setiap saat kakak begini. Ini pasti ada maksud yang tersembunyi.

“ Nan, kamu tahu kan kalu di dunia ini kita gak bisa hidup sendiri? Gak bisa egois dan mau menang sendiri. “ aih, kakakku mulai nyerocos lagi neh, kali ini apa yang mau dia omongin?

“ Sini kakak tunjukkan sesuatu.

Kakak bangkit dari duduknya dan mulai melangkah ke depan komputer. Tapi aku tidak beranjak dari tempat dudukku. Aku masih gak ngerti apa yang sebenarnya akan dilakukan kakakku yang aneh itu.

Kakak menoleh, “ Nan, sini, kakak tunjukkan sesuatu ini, mau tau gak?”

Seperti sapi yang sudah di tusuk hidungnya, aku bangkit juga dari tempat dudukku. Kakak menggeserkan kursi kecil agar aku bisa duduk di dekatnya. “Duduk sini Nan,”

Kakak mulai menyalakan komputer, membuka firefox, kemudian login di facebooknya sendiri. Halaman yang di tuju kakak tentu saja, gak lain dan gak bukan adalah halaman bloof, halaman grup yang aku benci  sekali.

“Bagiamana menurut kamu blogger blogger yang bergabung di bloof ini Nan?”

“ Mereka egois, aku gak suka, mereka gak pernah care sama Nan. Mereka cuma mentingin keinginan dan kemauan mereka sendiri, mereka gak pernah tau apa yang Nan mau dari mereka....”

“ Emang Nan ngerti apa yang di maui oleh bloofers yang lain?” kakakku memotong kata kataku.

Aku diam. Aku kesal, kesal sekali. Jadi kakak  memanggilku cuma buat ini? Jadi kakak sekarang lebih membela temen tememnya di bloof dari pada adiknya sendiri?

“ Aku benci kakak! Aku benci bloofers....” aku meradang. Kecewa sekali rasanya punya kakak seperti ini. Aku pergi meninggalkan kakakku sendiri. Pergi ke kamar dan mengunci pintu.

***

“ Nan, lagi ngapain?” mama menghampiri aku yang lagi asik dengan game onlineku di facebook sore itu. Aku diam saja. Males mau ngomong.

“ Nan di tanya mama kok diem aja? Nan lagi marah ya sama kakak?”

Aku diam. Dalam hati aku menggerutu. Mama sudah bahas ini. Pasti mama sudah tau kalau aku lagi berseteru sama kakak. Pasti kakak yang ngadu sama mama. Dasar anak manja. Apa apa mama, ini juga mama yang dilibatin. Anak mama banget sih kakakku itu.

“ Nan, mama tahu kalian sedang marahan sekarang. Mama mendengar kemaren ribut ribut kalian berdua. Nan marah sama kakak kenapa?”

“ Habis kakak tuh ma, sukanya belain temen temennya di bloof, bukannya belain aku. Eh malah kakak belain mereka.”

“ Oh ya? Emang kamu ada masalah Nan sama temen temen kakak di bloof itu? Mereka bloger bukan?”

“ Ya, Nan benci mereka.....”

“ Nan benci anak anak Bloofers? Kenapa?”

“ Mereka egois ma, setiap Nan posting tautan terbaru di grup itu, gak ada yang mau nanggepin tautan Nan itu. Padahal Nan kan juga pengen blog Nan di kunjungi. Bukan cuma blog mereka yang mesti dikunjungi....”

“ Apa Nan pernah berkunjung ke blog mereka? “

Aku diam. Dalam hati kecilku, aku mengakui kalau memang aku gak pernah berkunjung ke blog manapun. Bahkan blog kakak. Oh ya, blog kakak apa ya namanya? Nan gak tau....

“ Apa Nan pernah meluangkan waktu nan buat berinteraksi sama mereka di luar bahas dan sekedar posting tautan blog Nan di sana?

Aku diam. Kemudian menggeleng lesu. Aku menunduk....

“ Apa itu perlu...? “ tanyaku lemah.

Mama tersenyum. Lalu dengan lembut merangkulku.

“ Nan, dunia maya itu gak jauh beda sama dunia nyata Nan. Di dunia maya itu juga ada dan terjadi hukum timbal balik Nan. Kalau kamu mau blog kamu di kunjungi oleh orang lain. Maka rajin rajinlah blog walking ke blog orang lain. Kasi komentar di blog mereka, tinggalin jejak kamu di buku tamunya.  Dengan berkomentar di blog mereka. Itu berarti Nan sudah menghargai jerih payah mereka untuk membuat tulisan di blog itu. Nan senang kan kalau ada yang berkunjung dan berkomentar di blog Nan?”

Aku mengannguk.

“ Nah begitulah juga mereka Nan, mereka juga sama seperi Nan. Mereka juga ingin blognya di kunjungi dan di komentari tulisannya. Maka lakukanlah itu, otomatis mereka akan mengingat Nan, menjadikan Nan teman mereka yang tidak terlupakan dan akan mengunjungi blog Nan tiap ada posting baru. Jangan pernah menuntut orang lain melakukan sesuatu sedang kita tidak pernah melakukan hal itu. Hukum sebab akibat juga berlaku di dunia maya Nan. Kamu mengerti itu Nan?”

Aku menggangguk. Bangkit dari pelukan mama lalu tersenyum.

“ Kakak mungkin bisa memberi solusi lebih dari pada yang mama bisa tentang blogging Nan.”

“ Kakak di mana ma?”

“ di depan komputer.” Mama tersenyum.

“ Blogging?”

“ Ya,”

“ Nan mau menemui kakak ma....”

Mama tersenyum. Maafkan aku kakak, maafkan aku bloofers. Sekarang aku akan jadi teman yang baik buat kalian....

** puisi itu pernah di posting di :


fakta  :
-          Apa jenis kelamin Nan?
-          Umur berapa dia kira kira?
-          Apa jenis kelamin kakak?
-          Berapa usia kakak menurut kalian?

Semua bebas kalian terjemahkan dan bayangkan sendiri ....

Blog resmi Bloof : http://bloofers.      ......org/