“ Ada apa ?” tanyanya. Yang kemudian
juga terdiam dari celotehannya yang ceria. Matanya yang berbinar itu, menatapku
penuh tanya.
Ah, bagaimana harus aku menjelaskan
padanya kalau sekarang aku dilanda kerinduan? Aku hanya membalas pertanyaanya dengan senyuman.
Berharap dia tidak bertanya lebih jauh lagi.
“ Kenapa senyum?” tuntutnya, “ Ada
apa kok tiba tiba ekspresimu berubah seperti itu?”
“ Gak ada apa apa kok, kenapa?”
“ Pasti kamu lagi memikirkan
sesuatu”
“ Prasangka kamu saja kali”
“ Gak, aku yakin kamu lagi memikirkan sesuatu,
ada apa? Tadi ekspresimu ceria, sekarang kenapa tiba tiba kamu diam?”
“ Aku rindu,” Sahutku pada
akhirnya.
“ Rindu?” tanyanya, seolah tak
percaya. “ Pada siapa?”
“ Kamu dengar senandung itu?”
“ Yang mana? Lantunan dari masjid
itu?”
“ Ya…”
“ Suara lantunan Solawat bukan?”
“ Ya..”
“ Lalu?”
Aku mendesah, berusaha berdamai
dengan seluruh kerinduan dalam hatiku. Kerinduan yang kini mengalir memenuhi
ruang dalam seluruh memori ingatanku. Kerinduan itu berkubang
di sana, seolah memintaku untuk sekali lagi bernostalgia.
“ Dulu, waktu aku masih kecil,
kalau lagi ada perayaan Maulid Nabi seperti ini, biasanya aku hadir di sana….”
“ouh ya, malam ini malam maulid…,
ah maaf, teruskan…”
“ Pake sarung, terus ke masjid
bareng temen temen. Bersenandung di sana, memuji kebesaranNya dan mengagungkan
nama NabiNya, pulangnya bawa nasi bungkusan dari masjid…..”
Aku diam sejenak, menunduk ketika
sebulir air mataku tiba tiba mendesak keluar.
“ Bahagia sekali rasanya….., masa
masa itu…. sekarang kapan bisa kembali….”
Dia tersenyum, seolah hendak
mengatakan sesuatu, tapi tak tahu harus berkata apa.
“ Sekarang rasanya aku sudah
terlalu jauh dari agama, dari Tuhan. Entah sudah berapa tahun yang lalu terakhir
aku hadir dalam acara itu.” sebulir lagi air mata tiba tiba jatuh dari mataku. Kerinduan
itu seakan semain mendesak dan menyesaki relung dadaku. “ Aku ingin pulang…”
“ Pulang?”
“ Ya, pulang pada masa kecilku,
pada kehidupan yang dulu…”
“ Akupun punya kerinduan yang sama…”
lirihnya, sambil berusaha memelukku dalam dalam.
Nice story.. Sekali lagi, cerpennya Om MRidwan selalu sarat akan makna...
BalasHapus^_^
Oh ya, saya punya soundtrack yang cucok buat cerpennya om.. Siapin penutup kuping yaah.. Hihihihii..
Riiinduu.. Mengapa riinduu hatiikuuu... Tiada tertaaahaan..
Wagagagagaaladygagagaagagaggagagagagagaa...
^_______________^
@rusdah hayati wagagagagagaga, soundtracknya gak nguatin .....
BalasHapusaku Rindu padamu ya Rasulullah...
BalasHapussosok manusia yang rendah hati
aku Rindu padamu ya Rasulullah...
sosok manusia yang sabar
aku Rindu padamu ya Rasulullah...
sosok manusia yang tawadhu'
aku Rindu padamu ya Rasulullah...
sosok manusia yang berakhak mulia..
aku Rindu padamu ya Rasulullah...
dan selalu merindukan...
subhanallah, semoga kta mendapat safaatnya kelak kang....
Hapusrindu padamu ya rasulullah,rindu yg tiada tara..cerpen om ridwan T.0.P
BalasHapusmasih sudah berkunjung... :)
Hapussemoga bisa mengilhami ....
salam kenal gan, blogwalking nih, template blogn nya bagus nih, kunjungi blog aku juga ya..
BalasHapussalam kenal juga....
Hapusaku kira awalny rindu sepasang kekasih #eeeh taunya..masya Allah om ridwan ^^ Always love Him (Rasulullah saw.) walopun sekarang jarang ikut serta dlm maulidan, setidaknya kita berusaha n berjuang terapkan sunnah2 rasulullah dlm kehidupan kita, kalo kata aa'gym dari hal-hal yg paling kecil seperti makan dengan tangan kanan,makan n minum dengan tidak berdiri, melangkahkn kaki kiri lebih dulu ketika masuk k toilet dan kaki kanan ketika keluar saaampeee puasa(shaum) sunnah ^^ semoga kita bisa meniru akhlak Rasulullah...
BalasHapussoundtrack yg tepat nih lagunya Bimbo - Rindu Kami padamu yaa Rasul T_T sediiiih sama lagunya Raihan yg ~Yaa rasulallah yaa habiballaah..tak pernah ku tatap wajahmu~ T_T
amin.... semoga bisa... :)
Hapusboleh juga tuh usulan soundtracknya..... :)
ehmm bagus om, ada kata yang yg tersirat penuh makna, bagai menusuk aku, membuat tersadar akan tlah jauh Nya aku
BalasHapusmakasih, semoga bisa menjadi bermanfaat .....
Hapustentang cinta dan kerinduan akan sosok Rosululloh.. diriku juga rinduuu.. :')
BalasHapusmari selalu bersolawat setiap saat ......
Hapusdiiringi instrument KOI... hadeuh... T_T
Hapusmenikmati instrumennya atau tulisannya? :)
Hapussuka ceritanya bang..
BalasHapuswaktu kecil suasana agamis lebih kerasa dari sekarang..
jadi ikut"an kangen
:)
mari kembali pulang ke suasana itu .... :)
Hapusmamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....mau pulang ke rumah T_T
BalasHapus" PUlanglah anakku..., mama menunggumu ..... :)"
Hapuswegegegege, makasih dah mampir ....
Ketika di rantau, selalu saja terkenang kampung halaman. Ketika sudah dewasa, selalu saja merasa lebih enak masa kanak-kanak. Nostalgia, memang bikin kita seperempat gilaaaa... Salam sahabat.
BalasHapusnostalgia memang bisa buat gila kang, tapi kerinduan pada sang junjungan, bisa membuat kita waras selamanya.... :)
BalasHapusFiksimini yang keren ... begitulah seharusnya sebuah fiksimini, selalu ada twist di akhirnya. Dapet banget, kereeeen!!
BalasHapusmakasih bunda.....
Hapusakhirnya dapet kritik positif dari bunda....
jadi semangat ....
Subhanalloh.. kisah ini membuat tenggorokanku tercekak mas..
BalasHapusakupun merasakan hal yang sama.. mmeskipun enggak memiliki kenangan bagaimana memakai sarung, pergi ke Masjid dll hhee..
Tapi.. Rinduku pada sesosok bekharisma nan wibawa.. penuh ketenangan, da kedamaian.. ah sosoknya, memuatk jatuh cinta..
Wahai Rosululloh.. inginku bersanding denganmu di SyurgaNya kelak.. :'(
amin,
Hapussemoga kelak kita berkumpul dengan beliau, Rosullah disurgaNya...
Tuuh khaaan... bikin speechless deehh...
BalasHapusFiksi pak guru memang keren-keren deehh...
Apalagi tentang yang 1 ini... tsaahh....