Minggu, 29 April 2012

Surabaya Bloofmeet 1 (part 2)

(Part 1 bisa dibaca di sini)


Sms dari Haf Sari kembali masuk beberapa saat kemudian.
Kalian di mana? Aku sudah di dekat air mancur ini.”
“Kang, Haf Sari sudah di sini nih, tapi mana dia ya?” kataku pada kang Insan sambil menebarkan padangan kesegala arah, berharap menemukan sosok teman baru yang satu ini ditengah keramaian Kebun Bibit.
“Coba di sms.” Jawab kang Insan.
Kamu di sebelah mana? Kok gak kelihatan?” satu sms aku kirimkan ke Haf Sari.
Di dekat orang yang lagi melukis.”
Aku kembali celingukan mencari sosok Haf Sari yang belum juga kelihatan batang hidungnya. Bahkan kang Insan dan Adi pun akhirnya juga berdiri tak jauh dariku dan mulai mencari cari.
“Itu dia.” Kang Insan setengah berbisik ke telingaku sambil menunjuk seorang cewek berbaju hitam dan bercelana jeans mirip anak hilang di tengah keramaian. Kalau sekali lagi aku ingat saat pertama kali pandanganku jatuh pada sosok bloofer yang satu ini, aku pasti akan selalu ingat akan kegigihannya untuk datang ke acara ini. Kegigihan yang patut kita acungi jempol dan rasa salut yang mendalam.
Haf Sari tersenyum lebar saat untuk pertama kalinya dia melihat kami bertiga berjajar menanti kedatangannya. Dengan sedikit malu malu, dia menghampiri kami dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan kami satu persatu.
“Cuma ini yang dateng?” Tanyanya setengah histeris melihat hanya ada tiga bloofers yang menyambutnya.
“Ya, cuma bertiga, berempat sama kamu.” Kata kang Insan menjelaskan.
“Ratri? Katanya mau dateng?”
“Gak jadi, ada urusan lain katanya.” Kang Insan menjelaskan dengan setengah kecewa.
“Jadi aku cewek sendirian?” Tanya Haf Sari ingin menegaskan keberadaannya di tengah tengah kami. Kang Insan tersenyum sebagai jawabannya. “Waduh…, wanita disarang penyamun ini ceritanya…” Canda Haf Sari yang diikuti gelak tawa kami.

***

Setelah Haf Sari duduk untuk melepas penat sejenak, kang Insan memutuskan untuk mencari tempat berkumpul yang lebih kondusif. Setelah berberapa saat mencari tempat yang kira kira cocok, akhirnya kami memutuskan untuk duduk melingkar di sebuah bangunan terbuka bekas perpustakaan Kebun Bibit. Di sana ada beberapa orang yang berkumpul membentuk lingkaran bersama komunitasnya masing masing. Ada yang terlihat bercanda dengan sesama anggotanya, ada yang terlihat serius membicarakan entah apa, ada juga sebuah keluarga yang menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah.
Kang Insan, sang koordinator, dengan materi blognya yang selalu 'nendang'

Haf Sari bersama semangat dan kegigihannya.

Adi, bloofer dengan puisi yang dalam dan sarat makna.
“Di sini saja.” Kata kang Insan seraya duduk di lantai. Aku, Adi, dan Haf Sari duduk melingkar tak jauh dari tempat kang Insan duduk. Sebelum di buka, tak lupa kami membuka bekal yang kami bawa dan meletakkannya di tengah tengah lingkaran. Susana jadi lebih mirip pesta kebun atau suasa liburan bersama dari pada sebuah kopdar. Tapi tak apalah, itu justru membuat suasana tidak kaku lagi. Kami bisa saling lebih akrab satu sama lainnya.
Tak berapa lama kemudian kang Insan mulai membuka acara SBm yang pertama ini. Acara di buka dengan bacaan basmalah dan dilanjutkan dengan ungkapan kang Insan tentang betapa bahagianya dia bisa berkumpul bersama anggota bloofers yang lain untuk pertama kalinya. Walau sebenarnya aku dan kang Insan pernah bertemu dalam sebuah kesempatan singkat di tepi jalan, tapi jelas, kali ini suasananya jauh berbeda. Dengan tambahan Adi dan Haf Sari di tengah tengah kami, acara SBm yang pertama ini memberikan kesan yang sungguh berbeda dan menyenangkan.
“Aku bangga bisa berada bersama orang orang hebat seperti kalian, seperti anggota bloofers yang lain juga.” Kata kang Insan pada kami. Mungkin kang Insan tidak menyadari, bahwa sebenarnya kamilah yang begitu bangga bisa berkumpul, bertatap muka dan berdiskusi dengan seorang yang punya blog yang begitu bisa menginspirasi kami. Kang Insan, seorang blogger yang bukan sembarang blogger. Tulisannya yang begitu indah, enak di baca dan selalu bermuatan keagamaan yang kental sudah lama membuat kami seperti selalu dituntun untuk selalu berbuat baik. Kalaupun ada blog yang bisa membuatku merasa tertohok, itu pasti adalah blognya.
Setelah acara di buka, kang Insan memberikan kesempatan pada kami masing masing untuk memperkenalkan diri secara singkat. Ada beberapa hal kecil yang baru kami ketahui saat perkenalan itu. Hal hal kecil yang membuat kami tertawa dan bisa lebih mengenal satu sama lainnya.
“Ok, sekarang kita sudah berkenalan. Bagaimana kalau selanjutnya, kita mengulas sedikit tentang blog kita masing masing.” Kata kang Insan seraya menatap kami satu persatu. Adi menganguk. Bloofer yang satu ini memang paling irit kata kata diantara kami berempat. Begitu iritnya, mungkin kata kata yang dia keluarkan selama acara SBm ini berlangsung tak lebih dari panjang dari sebuat rangkaian kata dalam sebuah fiksi mini saja. Sedangkan aku, kang Insan dan Haf Sari sudah merajut sembuah novelet atau bahkan novel secara langkap.
“Boleh.” Jawab Haf Sari.
“Kalau begitu, dimulai dari kang Insan aja, kasi contohnya.” Kataku sambil menatap kang Insan yang tersipu.
“Hm…, Begitu ya? Boleh.” Kang Insan lalu menceritakan sejarahnya ngeblog. Dulu, katanya dia punya blog lain yang isinya lebih umum dari pada blog yang dia kelola sekarang. Tapi blog itu sudah dia tinggalkan. Kang Insan ingin lebih fokus dan berkomitmen untuk mensiarkan agama ini lewat tulisan tulisannya di blognya yang sekarang.
Kesempatan kedua jatuh padaku. Waktu itu aku menjelaskan kalau blogku yang sekarang ini juga bukan blog pertamaku. Blog pertamaku dulu adalah La Ranta. Nama La Ranta itu aku ambil dari bahasa Madura yang berarti ‘sudah beres’. Seperti halnya blog pertama kang Insan, blog ini juga sudah aku nonaktifkan. Alasannya sederhana saja, diantara sekian banyak posting yang ada di sana, yang merupakan hasil karyaku sendiri hanya sekitar 25 persen dari keseluruhan posting, sendangkan sisanya, hasil copas dari blog lain. Walau dalam proses copas itu aku selalu menyertakan link asalnya, tapi aku merasa kalau La Ranta bukan refleksi dari diriku sendiri.

“Seorang Blogger adalah penulis, bukan sekedar pengumpul link belaka.”

Selanjutnya giliran Adi untuk menjelaskan tentang blognya. Menurutnya, pertama kali tergerak untuk membuat sebuah blog adalah karena terdorong oleh kesukaannya membaca. Dia sering blog walking ke blog blog orang lain. Dari sanalah dia ingin untuk memberikan komentar pada blog blog yang dia datangi.
“Untuk berkomentar, kita harus punya id,  bukan. Maka itu, sekalian aku buat juga blognya.”
“Kalau boleh tahu, id  kamu apa?”
“D’anonim.”
“Ouh itu kamu…, ya ya… baru tahu aku…”
Kang Insan menilai blog Adi ini keren. Puisi puisi singkatnya penuh dengan kiasan dan pesan yang mendalam. Mendengar itu, sekali lagi teman kita ini hanya bisa tersenyum dengan pipi yang memerah. Benar benar orang yang irit kata kata.
“Blog pertamaku dulu sering bermasalah.” Kata haf Sari ketika dia mulai menjelaskan tentang blognya. Blog pertamanya itu, menurut dia menggunakan namanya sendiri. Tapi entah mengapa, selalu saja ada masalah di blog itu. Hingga suatu saat, dia memutuskan untuk menggukan nama yang sekarang dia pakai untuk blognya. “Dan sejak saat itulah, blogku bebas dari masalah sampai sekarang.”
Perkenalan dan pembahasan blog masing masing sudah selesai. Menyenangkan sekali rasanya bisa berbagi seperti ini. Kami tidak lagi di batasi oleh dunia yang tak nyata yang kami namakan internet. Lebih dari itu, kami jadi bisa lebih tahu, bahwa blogging itu sebenarnya bukan proses yang sederhana. Blogging perlu proses, ada pembelajaran di dalamnya, ada sikap saling menghargai, sikap saling care, sikap saling mengingatkan dan proses untuk selalu belajar dan berkarya.
Setiap blog dan blogger adalah unik, mereka punya karakter masing masing. Tugas kita adalah untuk menghormati keunikan itu dan mengambil setiap pelajarang positif yang ada di dalamnya.
Dalam kesempatan ini juga, kang Insan berbagi pengalaman tidak menyenangkannya saat postingan di blognya di copas habis habisan oleh blogger lain tanpa pemisi dan tanpa mencantumkan link ke blog kan Insan. Kang Insan berbagi tips bagaimana menghadapi seorang blogger seperti ini.
“Mulanya kaget juga saat tahu ternyata sudah ada tujuh posting di blog dia yang dia ambil langsung dari blogku dan di klaim sebagai hasil tulisannya sendiri.” Kang Insan berkisah. “Mulannya aku add dulu facebooknya. Setelah dia terima, aku kirimi dia pesan untuk sekedar berbasa basi dan berkenalan mulanya. Lalu aku tanya, apakah posting di blognya itu tulisan dia sendiri. Dia jawab itu tulisan dia sendiri. Nah saat itulah aku mentahkan argumennya dengan memberikan link ke blogku sendiri yang dia copas langsung ke blognya. Saat itulah dia menyadari kesalahannya dan minta maaf.”
Kami manggut manggut mendengarnya. Sebuah sharing yang berharga dari kang Insan.
Beda lagi dengan Haf Sari yang berkisah tentang bagaimana cara ‘menjual blog’. Aku sebenarnya tidak begitu faham dengan apa yang di utarakan Haf Sari tentang ini. Maka itu, tidak aku sampaikan secara mendetail tentang apa yang dia sampaikan. Buat kalian yang berminat dan tertarik, coba langsung saja hubungi yang bersangkutan.
Aku juga di minta untuk berbagi tips dalam tulis menulis oleh kang Insan dan yang lain. Aku sebenarnya bingung mau berbagi tips apa. Aku merasa aku bukan seorang penulis,bahkan aku belum punya satu karyapun yang bisa aku banggakan di depan yang lain. Tapi atas desakan yang lain, aku berikan beberapa tips tulis menulis yang pernah aku dapatkan dari beberapa sumber.
Yang pertama, untuk mencari ide itu sebenarnya sangat mudah. Kita bisa mendapatkan ide di mana saja, bisa di dijalan, dirumah, di sekolah, terminal, dan tempat tempat lain.
“Duduk dan perhatikan sekeliling.” Itu tips dariku. Mulailah mempertajam kepekaan akan kejadian kejadian kecil di sekitar kita dan mulailah berlajar berimajinasi. Akan selalu ada ide yang datang bagi mereka yang mau mencarinya.
Yang kedua, untuk menjadi penulis yang, maka jadilah pembaca yang baik. Dengan membaca kita bisa membandingkan mana tulisan yang baik dan mana tulisan yang kurang baik. “Tapi tidak ada tulisan yang salah dan yang benar, yang ada hanya yang baik cara penyampaiannya dan yang kurang baik penyampaianya. Itu saja.” Jelasku pada mereka.
Yang ketiga, ketika kita baru saja masuk di dunia tulis menulis, ada baiknya kita melakukan penelaahan dan meniru karakter tulisan penulis penulis senior. “ Itu sah sah saja, selama kita  tidak melakukan plagiat. Kita hanya boleh meniru gaya tulisan dan gaya bahasanya. Tapi percayalah, suatu saat, kita akan menemukan jati diri kita sendiri. Jadi jangan khawatir, sekarang boleh meniru, suatu saat, kita akan membangun karekter kita sendiri.”
Sedangkan dari kang Insan, dia juga menambahkan beberapa poin tentang tampilan blog yang menarik pengunjung. Yang pertama, blog itu harus punya ciri khas yang kuat, bukan blog yang bercampur baur. Misal kita punya blog yang berisi tentang otomotif, itu berarti kita harus selalu mengisinya dengan posting yang berisi tentang otomotif saja, jangan sampai blog otomotif kita itu kita isi juga dengan curhatan hati kita.  Blog yang punya ciri khas yang kuat, akan mudah diingat oleh pengunjung.
Yang kedua, blog harus punya posting yang susunan bahasanya enak dibaca, tidak melompat lompat. Ini juga memperngaruhi pembaca untuk kembali lagi berkunjung ke blog kita atau dia tidak akan pernah lagi kembali berkunjung karena bahasa tulis kita yang amburadul.
Ketiga, sebaiknya di hindari tampilan atau widget widget yang menyebabkan blog berat saat loading. Blog yang lama loading pembukaanya, biasanya langsung di tinggalkan oleh pengunjung, bahkan saat blog itu belum sepenuhnya terbuka dan sempat di baca isinya.
Keempat, sebuah tambahan dari Haf Sari, dia berpendapat bahwa blog yang terlalu banyak iklan juga kurang enak untuk di kunjungi, begitu pula blog yang mengharuskan pengunjung untuk mengisi isian tentang nama pengunjung dan sebagainya saat loading blog.

"Berilah kenyamanan pada pengunjung blog, maka blog kita akan diingat oleh setiap orang yang berkunjung."

***

Sebenarnya masih banyak hal hal yang kita bahas dalam acara SBm yang pertama ini. Tapi mungkin karena keterbatasan ingatanku, maka aku hanya bisa menyampaikan hal yang aku ingat saja. Semoga ini bisa bermanfaat bagi teman teman semua, dan bisa menjadi inspirasi untuk SBm selanjutnya dan acara Bloofmeet di daerah lain.
“Bolehlah yang datang hari ini cuma empat orang, tapi dari sinilah kita akan membangun masa depan bloof dan dunia per-blog-an menuju arah yang lebih baik.” Kata kang Insan menggebu gebu.  “Aku juga berharap, semoga di acara selanjutnya yang hadir bisa lebih banyak dari yang sekarang, acaranya bisa lebih bermakna dan bisa mendatangkan lebih banyak perubahan.”
Acara ditutup dengan hamdalah. Aku, Adi dan Kang Insan berjalan bersama menuju pintu keluar dari kebun Bibit, sedangkan Haf Sari, si ‘anak yang hilang’ melanjutkan perjalananya menjelajahi setiap inci dari kebun bibit.
Hari itu, Minggu, 22 April 2012, menjadi hari yang bersejarah untuk bloofers Surabaya. Tak sabar rasanya untuk menantikan SBm yang ke dua.

34 komentar:

  1. cerita yang lucu..hehee
    ceritanya emang lucu, tuh pelukis wajah mau tak jadiin sebuah postingan yg judulnya sudah ada. berhubung sudah ilang fotonya ya gpp.
    sip deh mas..tp kayaknya aneh gitu kalau liat foto sendiri mampang di blog..

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti bacanya sambil senyum senyum nih... :)
      nah mulai sekarang harus terbiasa lihat wajah sendiri nampang di mana mana ... :D

      Hapus
  2. aku sedih baca'a......
    iripun juga......
    waw ikuttttttt......
    cuma itu yg bisa q katakan....
    aku bangga sama kalian......
    sukses selalu mas n mbak.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan sedih, suatu saat mungkin ada kesempatan buat kamu untuk bisa berjumpa dengan bloofers yang lain....

      sukses juga selalu buat kamu..

      Hapus
  3. kekeke, ini dia penampakan-penampakannya toh...

    Mana penampakan kang Ridwan yang lain?
    sempet ngeliat di blognya Kang Insan
    dengan pose yang aduhaii..

    heheh :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. wagagagagagaga, penampakan katanya.... :D

      Hapus
  4. wakakakakaka....
    tersipu-sipu sambil sembunyi dibalik mouse
    jiah kang Ridwan ono-ono wae...

    yo uwis yang penting semangaaaaattt...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aih, malah sama kayak si haf sari... :D

      tetep semangat kang....

      Hapus
  5. mantap mas... keren dah!
    Matur thank you mas, main juga ke blog saya mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih,...
      udah maen kesana juga kok.... :)

      Hapus
  6. Baru sadar gaya menulis Kakak seperti ini: dengan bahasa yang lugas dan tanpa kiasan bertaburan, dengan menggunakan EYD dan (maaf) beberapa tanda baca yang kurang tepat. Lain kali, saya juga mau mencoba gaya menulis seperti ini. Barangkali tulisanku nanti lebih bisa tersampaikan ke pembaca. Belajar dari yang senior. Hehe. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanda baca yang kurang tepat ada di setelah dialog, belakangnya harusnya pakai tanda koma (bukan titik) baru tanda petik dua, KALAU nantinya mau pakai deskripsi. Udah, itu aja. :D

      Hapus
    2. wah, makasih sudah diingatkan. koreksi yang tepat sekali, wi .... :)

      Hapus
  7. harus belajar banyak dari para senior nih, mantap...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang senior juga harus belajar dari pemula, tahu kenapa?
      karena kita masing masing unik ....

      Hapus
  8. Ecieeeee....keren deh Surabaya.. :D
    Semoga kelak di hari2 ke depan akan ada bloofmeet2 selanjutnya yg makin menggigit yah Mas, terutama impian kita untuk bloofmeet nasional...hehehee
    Oiyaa..mbak Hafsari, salam kenal uii... :D

    BalasHapus
  9. Kalo menghadirkan dialog dalam sebuah tulisan, blog inilah jagonya. :)

    walaupun cuma ber-4, tetapi melalui tulisan ini, sy ngerasa pertemuan ini sangat bermanfaat, lebih dari sekedar bercerita dan berbagi ilmu dan pengalaman.. Semoga kedepannya, bisa membuat blogger lainnya ketularan, sehingga jumlah yg bertemu bisa bertambah dan bisa bercerita dan berbagi lebih banyak lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih komentarnya sam... :)
      aku juga berharap, bloofmeet di tempat lain akan berjalan sama bermanfaatnya dengan apa yang terjadi di surabaya ....

      Hapus
  10. Kyaaaaa.... aku ketinggalan berita nih.... pengen ikutlah! ntar kumpul kedua aku diundang ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. insyallah...,
      nntip asti woro wro kok.... :)

      Hapus
  11. kalau kopdar itu gak akan pernah habis dibahas mas, karena menyimpan kenangan tersendiri :D.. tapi sampai saat ini saya masih suka ketawa kalau lihat foto mas insan wakwkakwa. Kumisnya ituloh haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener kang aul, karena itu hal yang layak untuk di kenang....

      tapi kalau tentang kang insan, wagagagagaga, gak ikutan.... :D

      Hapus
  12. Foto penulisnya ndiri gak ikutan yah, kang????

    OH.. ternyata acara SBm ini tanggal 22 April toh...
    Pantesan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. foto penulisnya masih belum jadi .... :D

      pantesan kenapa?

      Hapus
    2. pantesan aja pas tanggal segitu masku ilang... >,<
      wuah.... sepertinya dapat banyak pengalaman nie... yang baca aja ikutan dapat nasehat dari para senior...

      Hapus
    3. selanjutnya, adiknya juga harus ikutan .... :)

      Hapus
  13. aih seru euy,eh om alay fotomu mana tah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. fotonya masih belum selesai di cetak .... :D

      Hapus
  14. itu logo bloofnya keren amaaaaat :D rusa? kambing? hihi

    BalasHapus
  15. aku suka dengan kata-kata “Seorang Blogger adalah penulis, bukan sekedar pengumpul link belaka” :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, maka itu, mari berkarya, jangan copas ... :)

      Hapus

silahkan berkomentar di kolom komentar ini untuk meninggalkan jejak di blog ini. gunakan komentar anda sebagai bukti kunjugan anda ke blog ini. terimakasih.
.
.
.