
Aku tau, cepat atau lambat, kabar tentang kematiannya pasti akan sampai juga di telingaku. Tapi aku tidak menyangka akan secepat ini. Tidak juga dalam waktu aku sendiri saja di rumah, benar benar sendiri seperti sekarang.
“ Permintaan terakhir Mi, almarhumah minta kiranya ibu bersedia hadir di pemakamannya….”
Aku terdiam cukup lama mendengar penuturan kedua perwakilan keluarga almarhumah Mi itu. Entah apa yang harus aku lakukan, aku benar benar serperti tidak tahu. Suamiku sedang di luar kota untuk satu bulan ini untuk mengurusi pengiriman barang barangnya ke Bali. Sedangkan ibuku dan anak anakku sedang berlibur ke Surabaya dan akan kembali secepatnya sepuluh hari lagi.
“ Saya akan menghubungi suami saya dulu mas, tunggu sebentar ya…..” kataku, berusaha mencari alasan untuk mengulur waktu, lima belas atau dua puluh menit saja mungkin cukup untuk membantuku mengumpulkan keberanian.
Masih jelas terbayang di mataku bagaimana kelakuan Mi selama berada di sini. Bagaimana dia mengocok...