
Layar facebookku
berkedip kedip biru, lalu muncul angka kecil dalam lingkarang merah yang terus
bertambah naik nilainya. Tapi aku diam membatu. Tanganku kaku di atas keyboard.
Blue Corner?
Aku seakan tak percaya. Dien, benarkah kau mengundangku ke Blue
Corner malam ini?
***
Sebenarnya aku masih belum begitu percaya ini. Blue Corner?
Benarkah? Ataukah aku salah baca? Apakah Dien tadi menuliskan blur corner?
Sudut blur? Bukan sudut biru? Benarkah? Aku tak yakin. Begitu banyak yang
terjadi, begitu banyak pertanyaan dalam otakkku sekarang. Aku merasakan sensasi
yang benar benar membingungkan malam ini. bahagia, tentu, aku merasakannya.
Tapi bahagia di balik debaran yang halus dan teramat menyiksa. Kalau nanti Kiran
tahu, apa kata dia? Sungguh aku tak mau makin terpuruk di hadapannya. Kiran,
bagaimanapun dia adalah putriku, anak yang sangat kusayangi. Hasil pernikahan
dan buah cintaku bersama ji, suamiku.
Ji, …
Ji, maafkan aku. Malam ini aku mengigatnya...