Minggu, 07 Juli 2013

Andai Dia Masih di Bawah Lembayung Senja Ini

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; ...
READ MORE - Andai Dia Masih di Bawah Lembayung Senja Ini

Jumat, 01 Februari 2013

Salahkah Kalau Aku Juga Selingkuh 2

(Bagian sebelumnya bisa dibaca di sini) Detak jantungku berpacu kencang seiring ketukan sepatu Hest di lantai hotel menuju lift. Keringat dingin mulai menjalari sekujur tubuhku. Perutku sekarang terasa begitu melilit. Semua seakan serba salah. Aku harus apa? Putar badan dan pulang? Atau lanjut terus dan menodai pernikahanku sendiri? Aku seperti tidak dalam diriku malam ini. Setan apa ini yang begitu kuat mencengkram jantungku dan membutakan otakku? Aku benar-benar seperti sapi yang sudah di cocok hidungnya. Tanpa daya! Kemanapun majikannya pergi, kesanalah aku melangkah. Bahkan koridor hotel ini terasa begitu panjang. Lift yang membawa kami naik dua lantaipun serasa teror waktu yang menggelayuti pikiranku. Nadiku mendidih begitu pintu kamar terbuka. Haruskah aku masuk? "Kenapa bengong di sana?" Suara Hest membuyarkan lamunanku. Aku melempar senyum sambil mengedikkan bahuku. *** "Aku lelah sekali," Hest mendesah seraya menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Matanya...
READ MORE - Salahkah Kalau Aku Juga Selingkuh 2

Jumat, 25 Januari 2013

Who Are You, Master

Sudah berjam-jam aku duduk di pinggir jalan ini. Dua puluh meter dari kerumunan orang yang sedang asyik menonton sebuah pertunjukan jalanan. Apa yang istimewa dari pertunjukan kali ini? Entahlah, aku tak tahu pasti. Pertunjukan jalanan seperti ini memang bukan hal yang tak biasa di negeri ini. Lumrah. Di musim seperti ini, dimana matahari bersinar cerah dengan sinarnya yang lembut, di sepanjang jalan di pusat kota ini berderet orang-orang dengan segala pertunjukannya. Banyak diantara mereka yang cuma diam berjam-jam dengan kostum yang membuatku berdecak kagum. Bayangkan, Berjam-jam! Aku heran ada orang yang mampu tidak mengubah posisinya selama itu. Apalah mereka tidak merasakan badan mereka pegal-pegal setelahnya? Aku lebih heran lagi ketika orang yang sama terlihat lagi keesokan harinya. Masih dengan kostum yang sama, dan kembali tidak bergerak selama berjam-jam. Waktu kecil dulu, aku pernah ngotot pada ibu untuk didandani seperti orang yang aku temui di pinggir jalan suatu...
READ MORE - Who Are You, Master

Baca juga yang ini