Malam itu, pertengahan Desember 2009 pukul 00.02 ketika aku memutuskan pulang dari rumah nenek. Bukan tanpa alasan sebenarnya aku nekad pulang jam segitu. Tapi sungguh, rumah nenek bukan tempat di mana aku bisa tidur dengan nyenyak. Udara dinginnya yang menusuk tulang itu yang membuat aku selalu terjaga sepanjang malam. Walaupun sudah merangkap selimut dan jaket, tapi rasa dingin itu tetap saja seolah olah merasuk dalam tulangku. Lagi pula tidak bebas rasanya kalau harus tidur dengan pakaian setebal ini. Maka itu, pulang mungkin adalah keputusan terbaik buat aku malam ini. Untunglah ada temanku yang juga hendak pulang dari tempat kerjanya malam itu. Kebetulan juga dia biasanya melintas di depan rumah nenek sekitar tengah malam seperti ini. Jadi aku gak perlu buat pinjam sepeda motor paman untuk pulang, cukup membonceng aja di belakang temanku itu. Badannya yang lebih tinggi dan lebih besar dari aku, bisa jadi tameng buat sedikit menetralkan dinginnya udara malam ini. Ditambah jaket tebal...
Jumat, 15 April 2011
The smallest, the strongest, the conqueror
Jumat, 01 April 2011
ibuku dan sepotong terong
Hari ini aku sedang sakit. Dari tadi pagi aku mendekam saja di dalam kamar kosanku ini. Sampai kira kira pukul 10 lewat, ibu kos yang baik hati itu masuk ke kamarku,
“kamu sakit di? “ tanyanya di ambang pintu kamarku.
“ya bu,“ jawabku sambil berusaha tersenyum.
“jadi gak kerja hari ini?”
“gak kerja bu, tadi saya sudah telepon ke kantor…..”
“sudah minum obat?”
Aku ragu untuk menjawab pertanyaan ini. Ragu karena aku tau, ibu kos aku ini seorang yang sangat perhatian pada anak anak kos yang tinggal disini. Aku takut kalau nanti justru merepotkan beliau.
“sudah minum obat belum…..” tanya ibu kos lagi, kali ini dengn nada lebih mendesak.
“belum bu,” jawabku.
“sudah makan?”
“belum…..” jawabku lagi “ nanti saya mau minta tolong Anton saja beli nasi sama obat…”
“oh, ya sudah kalau begitu, ibu tinggal masak dulu ya…., kamu gak apa kan ibu tinggal?”
Aku mengangguk. Senang sekali rasanya mendapat perhatian seperti itu saat aku sedang sakit. Ya, walaupun perhatian itu...
Langganan:
Postingan (Atom)