Aku tereranjat
sambil memekik, “ Astaghfirullah .....”
Tapi semua
yang hadir di sana rupanya sudah mengetahui hal itu. Mereka tetap pada tempat berdiri
masing masing dengan ekspresi penuh curiga dan rasa jijik yang tidak juga
berubah.
“ Tuduhan apa
yang kamu tuduhkan padaku itu bu, aku tidak serendah yang kamu katakan,
astaghfirullah..., astaghfirullah.....” aku beristighfar berkali kali. Sakit
sekali rasanya dada ini dituduh denngan tuduhan yang begitu kejam itu.
Bu RT berdiri
dan segera berjalan kearahku. Beliau duduk di tangan kursi yang sedang aku
duduki. Di peluknya tubuhku yang rasanya sudah sempoyongan ini. “ Sabar bu,
sabar.....,” lirihnya. “tarik nafas
dalam dalam, Istighfar.....”
“ Halah,
jangan sok suci sampean bu, la wong saya lihat sendiri. Dengan mata kepala
sendiri. Beberapa malam ini ada lelaki yang masuk ke sini kalau malam malam.
apa yang kalian lakukan malam malam kemarin? Apa yang dilakukan seorang janda
seperti sampean sama lelaki muda kalau bukan mengotori kampung kita. Bener gak bapak
bapak ibu ibu.....”
“ Bener.....”
“Usir....”
“ Ya usir
aja... memalukan.....”
Aku makin
terhuyung di teras rumahku sendiri ini. Udara seakan menipis, membuatku semakin
kesulitan untuk bernafas. Aku terus beristighfar. Tidak tahu apa yang harus aku
katakan. Otakkku ini, seolah menengang dan tidak bisa berfikir dengan jernih.
“ Sabar bapak
bapak, sabar ibu ibu... biarkan bu Salimah menjelaskan dulu... tenang
tenang....” Pak RT berusaha menenangkan warga yang sudah terhasut oleh fitnah
wanita keji itu.
“ Nah itu
dia....” Tiba tiba wanita keji itu berteriak lantang sambil menunjuk sesosok
lelaki yang baru saja keluar dari pintu rumahku.
“ Dia? “ tanya
pak RT ingin meyakinkan tuduhan itu.
“ Ya dia....”
wanita keji itu berkoar sambil melotot kearah lelaki muda yang hanya mengenakan
handuk di ambang pintu rumahku.
“ Dia? “ tanya
yang lain seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“
Astaghfirullahhaladzim.....” Pak RT dan beberapa yang hadir beristighfar
hampir serempak.
“ Dia itu
Salim bu, anaknya bu Salimah...” jelas Bu RT.
“ Anaknya?”
tanyanya setengah terperanjat. “ Bohong...!!!” protesnya.
“ Kenapa kami
harus berbohong bu, itu adalah anak dari bu Salimah. Memang Salim itu kerjanya
pergi pagi pulangnya malam malam. maka itu mungkin kita jarang melihat Salim di
rumah kalau siang hari...” Pak RT berusaha mejelaskan dengan bijak.
“ Tapi...”
wanita itu masih saja ingin berkilah. Wajahnya sekarang memerah, malu tak
tertahankan.
“ Maka dari
itu bu, kalau ada apa apa, di tanyakan dulu sampai jelas, baru di utarakan.
Jangan seperti ini lagi. Bukankah di kampung lama sampean di usir gara gara
prasangka sampean dan fitnah fitnah sampean yang meresahkan warga? Berapa lama
sampean di kampung ini bu?”
“ Lima
hari...” lirihnya, wajahnya tertunduk dalam dalam.
“ Maka
benarlah, kalau ada yang bilang, mulutmu harimaumu. Maka jagalah mulutmu baik
baik...”
wah dasar ibu-ibu tukang gosip itu. main suruh usir aja. hehe.. tapi kadang emang fitnah dan ghibah melalui mulut ke mulut tak terkendali. astagfirullah.. jauhkanlah kami dari kekotoran prasangkan dan mulut kami ya Rabb..
BalasHapusbener irma,
Hapusamin, semoga kita dijauhkan dr sifat2 itu ...
Sebelum baca komentar dulu ...
BalasHapuskebiasaan yg diturunkan ... :)
Hapusbabeh lucu ya ternyata....
Hapus"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya."
BalasHapusbener kang
Hapusmaka itu mari jaga sebaik baiknya ...
mengulang komen yang kemaren gagal...
BalasHapusaku suka om, fiksi mu, nmbah aku reverensi untuk belajar bikin cerita juga... :)
makasih selvi,
Hapusmari terus belajar bersama tanpa pernah merasa bosan,
KUrang gregetnya. Kalau gregetnya dibuat lebih dramatis, akan jadi booom meledak deeeh :)
BalasHapusmakasih masukannya bunda,
Hapusaku jadi lebih bersemangat untuk terus belajar
fiksi namun tersa nyata..
BalasHapussalam kenal dan follow juga
Revolusi Galau
makasih
Hapussalam kenal juga,
aku suka fiksinya kang ^^
BalasHapusoh iya kang, setelah tanda (")biasanya gak pakai spasi
“ Bener.....”
“Bener.....”
^^v aku tunggu fiksinya lagi kang ^^
makasih atas kunjungan dan masukannya...
Hapussilahkan berkunjung lagi ya... :)
kuisah yang juga ada dalam realita bermasyarakat... padahal setiap tindakan yg kita lakukan akan kembali ke diri kita sendiri dan akan dimintai pertanggungjawabannya nanti..
BalasHapussemoga kami terlindung dari segala fitnah dan memfitnah agar ringan ketika mempertanggungjawabkannya nanti. aamiin
bener rima, semoga kita semua terhindar dari segala keburukan .....
Hapuskunjungan sob ..
BalasHapussalam sukses selalu ..:)
makasih sudah bekunjung, salam sukses juga....
Hapusyaaahhh... kok ga ada jambak-jambakannya....
BalasHapus