( Cerita pendek ini
terinspirasi dari film Deep Impact)
Allah mengabarkan,
kiamat itu adalah hal yang pasti. Tak bisa di sangkal, seperti kematian dan
kelahiran itu sendiri. Di hari itu, diberitakan adalah hari yang penuh huru
hara. Di mana setiap manusia berlarian mencari keselamatannya masing masing
tanpa memikirkan yang lain selain dirinya sendiri. Allah juga berfirman dalam
kitab suciNya, kalau hari itu adalah hari yang datangnya tak terduga, tidak ada
yang tahu, dan tidak ada yang bisa memprediksinya.
“ Benar sayang, itulah
kiamat besar.” Tuturku pada Fathir, anak semata wayang kami yang masih empat
tahun tapi sudah sangat kritis pemikirannya. “ Yang akan terjadi sebentar lagi
itu adalah kiamat kecil, anakku, kiamat yang tidak mematikan semuanya, kiamat
yang tidak memusnahkan semuanya, tapi kiamat yang terjadi untuk sebagian kecil
saja dari alam ini. Untuk sebagian dari kita dan bukan sebagian dari yang lain.
Fathir tahu? Bahkan kematian seseorang itupun bisa dianggap kiamat kecil. Yaitu
berakhirnya suatu bagian dari kehidupan, rusaknya satu bagian dari kehidupan,
tapi tidak untuk bentuk kehidupan yang lain.”
Aku memandang wajah
polosnya yang saat ini diliputi oleh rasa takut yang amat sangat. Aku coba
memberinya kehangatan di sisa akhir kehidupan yang tinggal beberapa saat lagi
ini. Aku ingin, di detik detik terakhir kehidupan keluarga kecil kami yang
berbahagia dan begitu berharga ini, fathir masih bisa merasakan betapa kami
menyayanginya.
“ Tapi ayah, kenapa
mereka tidak mengajak kita pergi ke tempat aman itu? Kenapa kita yang
ditinggalkan? Bukankah kita juga manusia ayah? Bahkan mereka mengajak ternak
serta di sana. Tapi mereka tidak mengajak Moli.” Raut wajahnya kian sedih saat
mengucapkannya. Di dalam pelukannya, duduk dengan tenang kucing kesayangannya
yang berbulu putih bersih, Moli.
“ Kita tidak bisa protes
masalah itu, Fathir, semua itu sudah kehendak Allah. Allah-lah yang menentukan,
kita masuk ke dalam undian orang orang yang pergi ketempat aman itu atau tidak.
Dialah yang sudah menggariskan takdir untuk kita, tugas kita adalah bagaimana
untuk menjalani semua ini dengan lapang dada, dengan ikhlas. Bukankah Fathir
yang sering mengingatkan ayah dan bunda untuk terus sabar dan ikhlas? Fathir
lupa ya….?”
Ada sesungging senyum
yang tercipta di sudut bibirnya saat mendengar candaanku itu. Tapi rona
kekhawatiran dan rasa ketakutan yang kental tidak juga hilang dari wajahnya.
Aku tahu, walaupun dia masih seorang bocah yang bau kencur, tapi dia sudah tahu
apa kematian itu. Kematian yang akan kita sambut bersama dalam rumah kami yang
kecil ini sebentar lagi.
“ Masih ada waktu
setidaknya lima belas menit sebelum benturan pertama terjadi.” Ucapku memecah
kesunyian yang terjadi. “ Mari kita laksanakan solat sunnah mutlak dua rokaat
saja, setelah itu kita berdoa dan bermunajat kepada Allah, semoga nantinya kita
di beri tempat kembali yang indah di sana. Ayo bunda, ayo Fathir.”
Kami berdiri untuk
melakukan solat sunnah di kesempatan terakhir ini untuk yang terakhir kalinya.
Ada kekhusukan yang sangat yang aku rasakan mengiringi solat kali ini, jauh
lebih dalam dari solat solat yang aku lakukan sebelumnya. Apakah ini efek kalau
kita tahu bahwa solat yang kita kerjakan itu adalah solat yang terakhir dalam
hidup kita? Dari dulu aku ingin merasakan kekhusukan seperti ini. Tapi aku tak
pernah bisa. Baru kali ini, di saat saat waktu sudah memasuki waktu waktu
kematian seperti ini ternyata aku baru bisa merasakannya dengan sungguh
sungguh.
Tak lama setelah solat
selesai, saat kami tengah bermunajat padaNya, sebuah guncangan keras sampai ke
rumah kami. Benturan pertama sudah terjadi!
Fathir dan istriku
berteriak histeris. Mereka berhambur kearahku lalu memelukku erat erat. Tangan
mereka bergetar hebat, tangis mereka pecah, tapi aku terus membimbing mereka
untuk terus bersahadat dan bersolawat.
“ Jangan putus
bersolawat, jangan putus bersahadat…. Ashaduallailahaillallah
waashaduannamuhammadorasulullah….. baca terus baca terus….. ya Allah…. Ya
Allah….”
Guncangan guncangan
keras gempa gempa susulan terus terjadi, kami terus bersolawat. Rumah kami
bergetar, langit langit rumah kami seakan hendak runtuh saat itu juga. Lampu
gantung berayun ayun, dan semua benda yang ada di atas ketinggian mulai
berjatuhan. Fathir makin histeris, tapi lafal lafal solawat dan sahadat tidak
pernah putus terucap dari mulutnya. Kupeluk dan kucium kening mereka untuk yang
terakhir kalinya.
Tak lama kemudian, suara
gemuruh air laut yang pasang mulai terdengar. Mulanya pelan, tapi semakin lama
semakin keras terdengar. Aku makin erat memeluk mereka. aku ingin, saat badai
pasang air laut itu menyapu rumah kami, kami tetap dalam posisi ini. Dalam
keadaan berpelukan dan bermunajat kepadaNya.
Suara gemuruh makin
keras, bercampur antar suara air pasang dan suara gempa susulan yang datang
bertubi tubi. Makin lama makin memekakkan telinga. Fathir histeris menyebut
nama sang pencipta, sendang istriku lirih melantunkan sahadat.
“ Ya Allah, segerakanlah
ini, dan segerakanlah juga Engkau pertemukan kami di alam berikutnya, kembali
sebagai sebuah keluarga yang utuh.” Sebuah doa terakhir kupanjatkan tepat
sedetik sebelum tubuh kami tersapu gelombang maha dahsyat itu.
Deep Impact sy blm pernah nonton mas :D
BalasHapusTolong donlodin, wkwkwk
belilah kaset originalnya, stop pembajakan, ....
Hapuskalau sambel bajak, itu baru enak..... :D
wkwkwk.. sambel bajak kaya gmn ya mas?,
Hapussambel bajak itu dambel lengkap yang di goreng dalam penyajiannya. tradisi turun temurun itu. lezat banget.....
Hapus*** membayangkan saja aku rasanya jadi ngiler pengen makan .... :D
Idem, belum pernah nonton Deep Impact..
Hapuskalo donlot bole ga?? heheh..
tapi kalo sambal bajak pernah, dibawa temen asal palembang. Yummy! :)
wegegegegege, di TV udah pernah tayang beberapa kali film ini. monggo beli kaset aslinya di toko bangunan terdekat....,
Hapusnah lo, gak nyambung ya.... :D
pasti ketagihan itu sama sambel bajak....
ommmmm.....keren tau...aku baca merinding, aku takut mati, aku tau semua akan berpulang padaNya, tapi aku belum siap..karena masih banyk hal belum kulakukan untuk memperbaiki diri.....
BalasHapuscerta membuat aku bisa intropeksi diri.. 2 thumbs ya om
makasih sudah menyimak, selvi. untuk urusan mati, takut ataupun gak, kita harus siap, karena kita gak pernah tahu kapan dia akan datang..... :)
Hapusmari terus berkarya....
the best imagination for you....#keren pisan.
BalasHapusngena banget ama pesan pendidikan berkeluarga yang dominan kepada pengetahuan dunia yang erat kaitanya dengan ukhrowi..(semisalnya: kematian)
itu pesan dan kesan yang saya ambil.
like so muchhhhh.
terimakasih sudah menyimak,
Hapusbener itu simpulan yang kamu ambil. menarik sekali... :)
mari terus berimajinasi sekeren mungkin .....
kalo datang ke lapak ni tuh, pasti takjub dengan hikmah dan pesan moral yang disajikan. te-oo-pe bgt deh om
BalasHapusmakasih rima, semoga bisa jadi hikmah buat kita semua. jangan bosan berkunjung ya..... :)
HapusBagus kang, pesan moralnya juga dapet, makin lama kurasakan makin cemerlang tulisannya, selalu membuatku merasa tertonjok....
BalasHapussegera dibukukan dong..
makasih kang,
Hapusmasalah di bukukan, sudah ada calonnya kang, tinggal mengembangkan saja. mari dukung dengan doa.... :)
ayo kang insan juga buat buku, nanti kita luncurkan bersama ....
cerita kecil dengan pesan yang bagus teman,,,
BalasHapusterimakasih,
Hapussemoga pesannya dapat tersampaikan dan diterima dengan baik .....
waduuuuuu. mantep ceritanya mas.
BalasHapusbaca lagi ah.
monggo silahkan...
Hapusdi baca semua satu blog juga silahkan.... :)
wah..sempat terbawa alur cerita..menarik kang.
BalasHapuskapan ya bisa bercerita sebaik ini,.hehehe
iya dibukuin deh mas jadi kumpulan cerita pendek gitu..
sukurlah kalau suka, kang arman
Hapusmasalah buku, semoga cepet terwujud ...
Cukup satu kata,
BalasHapusKEREN ^_^
terimakasih sudah menyimak ..... :)
Hapusbikin merinding mas.. tp thx sdh mengingatkan ya :)
BalasHapus:)
Hapusmakasih sudah menyimak....
semoga makin baik kedepannya....
hmmm, menyentuh... tapi istrinya kok kurang aksi mas?,,, hehe.
BalasHapusoverall, ini lah yang namanya cerpen taushiyah
istrinya kurang aksi ya mas? mungkin dia lagi ketakutan mas, jadi diem aja.... :D
Hapuswuih.. kereen ceritanya mas nyentuh banget, tp sedikit membuatku heran, koq mereka gak mencoba cari jalan menyelamatkan diri yak..?? kan masih ada waktu 15 menit, berarti ada indikasi datangnya Tsunami sebelumnya dong..?? awalnya saya kira kejadiannya di atas kapal yang tidak ada jalan kecuali pasrah.. hehehehe
BalasHapustapi keren deh.. saya hanya bisa berkomentar tp tidak bisa membuat cerita sebagus ini.. :)
di film ini, di ceritakan gak ada tempat aman selain tempat yang sudah di persiapkan untuk mereka yang masuk dalam undian kang, maka itu, di sana di gambarkan sudah tidak ada tempat lagi untuk berlari dan menyelamatkan diri. satu satunya hal yang bisa dilakukan adalah pasrah...
Hapusmari mencoba kang, kita belajar bersama....
wuah.... belum pernah nonton deep impact juga, tapi kalau baca nie, keren mas, menusuk hati... >,<
BalasHapuskalau gitu mari nonton filmnya....
Hapusmakasih sudah menyimak, lain kali mampir lagi ya... :)
Ingat gempa Yogya. Aku sdg hamil Fanni waktu itu. 8 Bulan. Sempat jatuh waktu gempa. Stess banget dgn gempa suslannya. Sampai ngungsi ke Magelang. Hilman trauma.
BalasHapus