Aku mengenalnya saat aku lagi cari cari artikel di internet, pesanan luna, keponaan aku yang masih kelas tiga sltp. Mulanya bersemangat aja aku carinya, tapi kayaknya susah ne, gak segampang yang aku kira tadi. Jaman sekarang ini, cari artikel yang bener bener pas buat tugas anak kelas tiga sltp aja cukup bikin bosen juga ternyata. Untunglah aku hidup dan sekolah di jaman komputer sama internet masih belum ngetop kayak sekarang ini. Kalau gak, mungkin aku bisa jadi anak yang paling banyak nunggak tugas, atau malah jadi yang paling banyak ngopi kerjaan temen aku ya.....:)
Dari pada aku bete, coba coba mulanya aku buka pesbuk aku. Baca baca status temen temen yang gak karu karuan, gak tau juga apa yang sebenarnya merekan pikirkan. Cukup kasi jempol saja kalau ada status yang cukup menarik. Kalau berminat, aku kasi komen dah seperlunya. Itu kalau status mereka termasuk status yang ringan ringan aja. Kalau status mereka lumayan berat, aku tinggalin aja, malas bacanya. Bikin kepala puyeng aja harus mikir segala. Lain kali mungkin, kalau aku lagi lebih fres dari sekarang, aku bakalan berdebat sama meraka....... ** wagagagagagagaga, kayak orang yang filsuf aja aku ini, pake pengen ngomentari status status yang butuh pemikiran, sejak kapan????
Pesbuk dah aku buka buka, gak ada lagi bahan-bahan seger ne, semua udah aku liat, sudah aku kasi jempol, sudah aku kasi komen komen walau gak nyambung, gegegegegege, biarlah..... :)
Sekarang waktunya kerja lagi, cari artikel lagi buat luna, keponaanku tercinta. Tapi kayaknya, kalau cuma cari artike aja, bakalan ngebosenin ne, buka mirc aja juga kali ya, sekalian chating, sapa tau ada yang nyantol, gegegegegege, ngarep.com dah jadinya aku......
Aku buka mirc, terus masuk ke chatroom Surabaya tercinta. Tapi kok gak ada nick yang menarik buat aku sapa ya, yah, payah! Aku tinggalin dah mirc kebuka. Lanjutin cari artikel aja dulu dah,
Mulai tanya tanya lagi ma om google. Om google kasi aku daftar hasil terawangannya. Klik tautannya, gak cocok, klik lagi, baca lagi, sekilas, tapi kok kurang ngepas, tutup lagi, buka lagi, ubah kata kunci di mbah google lagi, klik lagi, buka lagi, tapi lagi lagi gak ngepas. Payah! Tambah boring aku ne
Tapi, gak berapa lama kemudian...,
Twing.... Twing....twing.... Icon mirc di task bar kedip kedip. Ada yang sapa aku ne. Coba liat dulu sapa yang sapa aku. Moga aja bukan iklan.
> halo....
Dia tulis di sana . Aku lihat nicknya. Aldila,
Ouh, untunglah bukan iklan. Nick namenya cakep juga, moga aja orangnya sebagus nicknamenya...
> halo juga...
Aku balas dia
> boleh gabungan?
Tanya dia
> boleh lah.., sapa ini???
Tanya aku...
> <-------- nama aku
Jawabnya
> Aldila?
> ya bener
> nak mana?
Tanyaku
> sby, kamu?
> sby juga, sby mana kamu?
Tanyaku
> aku di daerah itc, kamu di mana?
Aku nyengir, daerah itc? Lumayan lah, gak kejauhan....
> aku di rungkut, kamu kerja? Tau kuliah? Tau masih sekolah?
> aku dah kerja kok,
> oh, kerja di mana?
> di itc mas,
boleh kan aku panggil kamu mas?
>boleh lah, hehehehehehe....
emang kamu umur berapa?
Tanya aku. Enak juga anak ini diajak ngobrol, pikirku
> udah tua aku...
> tua? Tuanya umur berapa?
> 26, hahahahhahahahhah,
kamu sendiri?
> halah, masih tua aku non, aku dah 27 sekarang
Jawabku, wah masih muda ne tenyata. Semoga aja bisa nyantol ma aku. Gegegegegege
> hahahahhaha7x
mas bisa bisa aja, segitu
> kamu juga ada ada saja, masak baru 26 bilang tua
> kalau di desa aku mungkin dah beranak lima mas...
> wahahahhahahhahahah....
kalau di desa kamu bisa jadi kebang desa non....
:))
jadi kamu masih singgle?
Chating aku terus berlanjut sama dia, semakin lama semakin menyenangkan aja ngobrol sama dia. Orangya terbuka untuk hal hal yang memang wajar untuk di bicarakan. Tapi dia gak mau terlalu membuka hal hal yang gak pantas di bicarakan. Termasuk dia tidak bersedia untuk berbicara hal hal yang fulgar. Cewek seperti ini tergolong langka di dunia per-chating-an. Biasanya cewek cewek yang ada di sini cuma cewek cewek yang mencari sensasi aja. Cewek cewek yang cuma pengen exiz aja dan gak mau di bilang ketinggalan jaman. Juga bukan rahasia, kalau di sini, banyak cewek yang chating dengan tujuan materi. Hem...., bukan cewek aja kayaknya, cowok yang chating untuk cuma having fun, yang mau cari kesenangan semata, yang maunya cari dunia, cari biaya kuliah, semuanya ada. Nah, kalau aku ini, aku termasuk yang tipe apa ya dalam dunia per-chating-an? Kalau ada tipe gak jelas, mungkin aku bisa masuk di dalamnya. Hehehehehehehehehe, tapi biarlah.... Yang penting aku gak terlalu boring sekarang,
Hape aku berdering, ada sms masuk. Sms dari luna, keponakannku tercinta. Hoh...,!! Astaga, kok bisa sampe lupa aku ya kalau aku di warnet buat bantuin keponaan aku cari artikel. Waktunya serius ne. Chatinggnya di tutup aja dulu. Lanjutin cari artikelnya. Tapi sebelum cabut, sayang rasanya lau perkenalan aku sama cewek ini berakhir di sini aja.
> Dila
Sapaku
> ya mas,
> aku harus out ne, boleh minta alamat pesbuk kamu, kalau ada ym lah juga gak apa...
hehehehehhehehehhehehe......
> hoho,
alamat pesbuk aku Aldila ***** (sensor)
ym aku ***** Aldila @ yahoo.com
kamu...????
Aku kasi alamat pesbuk sama ym aku, kasi nomer hape aku juga walau dia gak minta. Kali aja dia mau iseng iseng sms aku, sukur sukur kalau dia mau telepon aku. Hah....., ngarep.com lagi ne aku jadinya. Aku bilang terimakasih dan nutup akun mirc aku.
Setengah jam setelahnya, akhirnya aku dapet dua artikel yang setidaknya cukup pas buat tugas luna. Aku tutup semua jendela browser yang aku buka. Terakhir, tinggal halaman pesbuk aku. Aku liat liat sebentar di halaman pesbuk aku. Ada dua pemberitahuan baru, ada satu pesan baru dan satu permintaan pertemanan baru.
Dua pemberitahuan tentang komen temen temen aku. Satu permintaan pertemanan dari.....,
Oh,
Aku terlonjak gembira.....
Dari Aldila.....!!!!!
Tanpa pikir panjang aku buka konfirmasi dia. Buka halaman infonya, terus buka koleksi fotonya. Hem...., menarik juga garis wajah Aldila. Dia mungkin gak cukup cantik kalau di bandingin sama temen temen aku yang lain. Tapi ada aura teduh yang terpancar dari rona wajahnya. Wajah yang ceria sekaligus tegas. Wajah yang ......
Ah sudahlah, aku gak ingin menggambarkan dia. Yang aku ingin sekarang adalah mengatur strategi sebisa mungkin agar aku bisa ketemuan sama dia di dunia nyata. Kopdar istilahnya..... :p
Terakhir aku lihat pesan masuknya, aku sekali lagi terlonjak gembira. Dari Aldila juga ternyata!
"mas, makasih dah mau ngobrol ma Dila. Jarang ada orang di mirc yang kayak mas. Gak marah walau aku gak mau bicara hal hal yang tabu. Kadang kadang mereka itu cuma lelaki buaya darat yang cari kesenangan dari cewek cewek kesepian. Tapi mas bisa menghargai aku. Kalau mas mau konfirmasi permintaan pertemanan dari Dila, Dila ucapin makasih sama mas. Semoga jadi sahabat yang bisa saling mengerti ya mas....."
Entah kenapa hati aku berbunga bunga baca pesan masuk dari Aldila. Dari Dila! Begitu dia memanggil dirinya sendiri. Nama yang bagus. Semoga saja orangnya, tarutama hatinya, sebagus namanya, sehalus tutur katanya.
***
Mulai saat itu komunikasi aku dan Aldila samakin intens. Mulanya hanya saling komentar status di pesbuk. Terus lanjut chating di e buddy dengan akun pesbuk masing masing. Komunikasi semakin menjadi saat dia konfirmasi aku di yahoo mesengernya. Sampai akhinya, hari itu, setelah tiga bulan lamanya sebuah sms masuk di hape aku,
>> halo lotus,
Ah, aku langsung tau dari siapa sms ini. Ini dari Aldila, aku tau. Di dunia ini hanya dia yang panggil aku lotus. Nama yang gak lazim mungkin buat cowok sekeren aku ( wagagagagagaga......). Tapi dia suka sekali panggil aku pake nama itu. Katanya, aku ini seindah bunga lotus, oh......
'Bunga lotus itu ada di tengah ke suburan mas, dia selalu memberikan warna di setiap pergantian waktu dengan warnanya yang pekat. Bagi Dila, mas sama seperti itu, seperti lotus dengan warna yang pekat. Lotus yang tumbuh di hati....
Mulai hari ini, bolehkah aku panggil mas, lotus?"
Aku tersentuh sekali waktu dia kirim dua paragraf pendek itu di pesan masuk pesbuk aku. Sudah lama sekali rasanya setelah semua berlalu bersama nina, kekasih kecilku itu memutuskan pergi. Dila seperti membawa kenangan dan perasaan bersama nina itu kembali buat aku. Kalau aku lotus, kaulah airnya dilla, kaulah kolamnya, bahkan kau danauku, tempat di mana lotus ini bisa tumbuh dengan subur.....
>> halo juga, Dila, akhirnya kamu sms aku juga ya, ada apa ne gerangan telaga sms si lotus....
Dua menit kemudian sms balasan dari Dila masuk,
>> lotus, mau gak nanti malam nemenin Dila
Douuugggg.......
Hatiku berdegup kencang sekali, lalu serasa berhenti saat membaca sms dari Dila. Mimpikah aku?
>> kamu gak lagi bercanda kan ? Atau aku gak lagi mengigau kan ?
>> hahahahhaha....,
kenapa pula lotus? Biasa aja lagi .....
beneren. Dila minta lotus nemenin Dila nanti malam, ke tempat souvenir ya, Dila mau beli kado buat ulang tahun temen Dila.
Aku diam karena masih belum bisa sepenuhnya percaya apa yang terjadi. Beneran ne Dila ngajakin aku keluar nanti malam? Kayaknya aku masih belum siap untuk pertemuan ini. Selama ini, image Dila di hati aku begitu sempurna. Walau mungkin memang dia gak sesempurna gambarannya selama ini di hati aku. Atau mungkin memang aku yang berlebihan menilai dia selama ini. Tapi, sungguh aku belum siap untuk menemuinya. Belum ada persiapan sama sekali rasanya,
>> lotus kenapa gak bales sms aku?
lotus gak mau ya nemenin aku nanti malam? Apa kamu lagi sibuk nanti malam?
Aku terkesiap. Aku timbang timbang lagi permintaan Dila, aku bimbang, ini adalah pertemuan pertama aku sama Dila. Dan bukankah selama ini aku sudah menaruh harapan besar padanya? Ini kesempatan berharga. Haruskah aku lewatkan begitu saja..., ah...., bagaimana ini....
>> ya dilla, aku bisa kok,
Dila kan sahabat terbaik aku selama ini. (gegegegegegege), btw ketemuan di mana ne nanti malam?
Akhirnya kata kata itu yang aku ketik sebagai balasan sms aku. Ada rasa lega, tapi jantungku berdegup makin kencang,
Dan setelah sms balasan dari dia masuk, sisa hariku jadi sibuk banget. Sibuk beneran atau sekedar terasa sangat sibuk ya? Jadi banyak yang harus aku lakukan. Memang aku gak buka buka lemari baju buat cari cari baju yang cocok buat nanti malam. Tapi pikiran aku yang kerja, mesti pake apa? Pake kemeja atau kaos? Pake celana jeans atau celana kain biasa ya, pake sepatu atau pake sandal aja? Ah ruwet. Aku gak pernah gini sejak dua setengah tahun yang lalu, sejak nina pamit pergi dari kehidupan aku.... Apa nanti Dila gak kecewa kalau ketemu sama aku. Semoga aja aku gak grogi nanti malem. Tapi, huh...., suasananya kok jadi panas dingin kayak gini.
>> dil, nanti enaknya pake baju apa ya :)
Akhirnya aku kirim sms ke dia, satu jam sebelum adzan maghrib berkumandang. Koyol sekali rasanya. Tapi gak apalah, udah terlanjur di kirimin kok... :p
***
Satu minggu sudah berlalu sejak malam itu. Dan entah kenapa, malam ini aku kangen ma dia. Rasanya, kejadian itu sudah setahun berlalu. Sudah lama sekali.
Malam ini, aku buka lagi profil dia di pesbuk sekedar untuk menghilangkan rasa kangen saja. Aku buka buka album fotonya. Ada album foto yang diberi judul "aku dan sahabat2 aku". Ada foto kami di sana . Diantara banyak foto foto dia berama temen temennya yang gak aku kenal. Aku cuma kenal beberapa saja. Itupun baru satu kali bertemu. Tepatnya, di pesta ulang tahun temannya itu. Karena memang, malam itu, Dila juga meminta aku untuk menemaninya ke pesta ulang tahun temannya esok malamnya.
Sudah kelar semua aku buka foto fotonya. Jam sudah lewat tengah malam sekarang. Sebelum di tutup, aku cek dulu dah halaman pesbuk aku. Dan kembali, sebuah kejutan!, Dila ulang tahun!!
Dan akibatnya, beginilah jadinya. Malam aku gak bisa memejamkan mata sampai lama sekali. Malam panjang sekali rasanya. Dan pikiranku gak mau bersatu sama badanku. Dia berkelana. Jauh kesana, ke tempat di mana kira kira Aldila sedang memjamkan matanya. Terbesit dalam bayanganku bagaimana kiranya mata dengan bingkai wajah yang menawan itu tertutup dengan lembut. Bagaimana kedamaian datang dan bersemayam dalam pahatan wajahnya yang teduh.
Aku membayangkan, memikirkan malam ini apa yang kiranya aku jebak dalam kotak kadoku untuknya besok pagi, sehingga aku bisa melihat senyuman paling menawan dalam wajah itu esok pagi.
Aldila, sungguh, kamu sudah merusak tidurku malam ini. Besok, akan aku pastikan kamu membayarnya dengan memberiku senyuman terindah, dan sebuah jawaban mantab dari lembutnya jiwamu bahwa kamu…..,
Mencintaiku…….
***
Maka, disinilah aku sore ini. Pukul 15.17 menit tepat ketika aku duduk si sini untuk menunggunya. Aldila pulang sore ini pukul 16.00, masih sekitar 43 menit lagi memang. Tapi untuk urusan yang satu ini aku benar benar gak pengen telat. Aku harus memastikan bahwa keadaan akan berjalan dengan baik baik saja. Aku harus memastikan tempat yang aku booking ini adalah tempat yang paling stategis untuk menyambutnya begitu dia keluar dari toko kontak lens itu. Ada segelas teh telor dan roti panggang khas bandung yang nemenin aku,
Aldila, hem….
Baru kali ini aku merasakan besarnya getaran hati ini lagi setelah sekian lama aku memutuskan untuk meninggalkan tambatan hatiku yang dulu. Dia, punya hampir semua yang aku inginkan dari seorang wanita. Kecuali satu, Aldila tidak berkerudung. Tapi itu bukan masalah yang serius. Kalau aku bisa membimbignnya dan memberinya pengertian yang baik, aku yakin dia akan bisa aku arahkan untuk bukan hanya sekedar menjilbabi rambutnya, tapi juga menghijapi hatinya. Ya allah, aku mohon bimbinganmu untuk yang satu ini. Bila seandainya aldilla adalah jodohku, maka mudahkanlah kami, bila memang Aldila bukan jodohu, maka jodohkanlah ya allah. Gagagagagagaa, gak gak, bukan begitu maksudku ya tuhan, kalau memang dia bukan jodohku, makan segeralah beri aku alasan untuk meninggalkannya, dan menjadikan dia sebatas teman baikku. Tapi tolong, jangan putuskan tali silaturahmi kami…..
Aku tersentak ketika ada tepukan di punggung aku. Secara reflek aku menoleh kearah tepukan itu. Seorang pria muda yang tampak bersahaja berdiri di dekat punggung kananku. Aku tersenyum, cukup jadi kejutan sebenarnya buat aku bertemu dengan dia di sini. Nando namanya, teman baikku dulu, teman berbagi segalanya dalam masa masa sulit sebagai anak kos,
“wah kamu do, jadi kejutan kita bisa ketemu di sini, gimana kabar ne…..”
Nando tersenyum, dia duduk di kursi tepat di seberangku. “aku baik, lihat…..”
Dia masih begitu, setidaknya begitu kesan pertamaku setelah salam perpisahan terakhir kami tiga tahun yang lalu. Dia tetap bersahaja, dia tetap saja sebagai Nando yang beda di luar, beda di dalamnya. Di luar dia tampak sebagai manusia biasa saja, tapi jauh di dasar otaknya, di relung dalam otaknya yang tidak pernah bisa diselami orang lain, dia menyimpan kecerdasan yang luar biasa. Nando masih sama seperti dulu. Masih Nando yang diam seperti padi yang menyimpan sejuta misteri dengan pemikiran yang berkelebat setiap detik di kepalanya. Nando masih sama seperti Nando yang dulu, yang setiap ucapan dari mulutnya, seperti serangakaian kata kata yang sudah terprogram dan terpikirkan ratusan tahun lamanya. Tapi, tidak ada sama kali kesan sok tau dan sok menggurui dalam bahasa tubuhnya. Nando, seperti baskom ilmu dan kesahajaan alami yang sengaja sudah disiapkan oleh alam untuk hidup di tengah carut marutnya pola pemikiran orang jaman sekarang. Dia, mungkin sudah disiapkan untuk hadir memukau secara alami untuk menunjukkan kepada orang di sekitarnya, bahwa masih ada orang yang bisa benar benar diharapkan. Dan jaDilah, empat puluh satu menit kemudian, Nando jadi orang yang menemani aku menanti pukul 16.00. Seperti dulu, dialah orang yang selama empat tahun menemani aku menunggu saat saat wisuda.
16.01,
Hatiku berkebit, inilah waktu yang seharusnya Aldila keluar dari pintu itu. Aku mulai gelisah, tapi berusaha menyembunyikannya dari Nando.
16.05,
16.30
Aldila belum juga tampak tanda tanda akan menampakkan dirinya. Rasanya aku pengen berhambur ke arah pintu itu. Mengintipnya di sana , masihkan dia di sana ? Atau adakah pintu lain yang bisa mengantarkannya ke arah lain utuk keluar dari gedung ini?
16.32
Pintu terdorong, Aldila melangkah keluar, berhenti sejenak di ambang pintu, lalu menoleh ke arah arah tertentu seperti sedang mencari seseorang atau sesuatu yang dia nantikan. Jantungku serasa melesat keluar saat itu. Aldila tampak begitu anggun saat dia melangkah dengan senyumannya yang merekah ke tempat aku duduk. Aku tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan Nando. Semua suara Nando seperti sebuah seuara flash back dari masa lalu. Tapi bukan Nando namanya kalau dia tidak tanggap keadaan. Nando ikut menoleh kearah belakangnya. Kearah mana pandangan nistaku tertuju.
“lotus?.... Kamu di sini, wah surprise banget ini jadinya…..”
Aku tersenyum, ada kata yang ingin terlontar. Tapi kenapa hanya deraman kecil yang muncul dari tenggorokanku. Aku hanya bisa tersenyum. Aku ingin memberinya senyuman terhangat yang aku punya. Tapi aku yakin, yang muncul hanyalah senyum kecil penuh kegetiran….
Aldila berhenti, anggun berdiri tepat di kanan Nando. Lalu secara ringan, dia menempelkan tubuhnya di sisi Nando. Senyumnya, tatapan matanya, begitu hangat saat tatapan mata mereka bertemu. Aldila melingkarkan tangannya di pundak Nando.
Tiba tiba saja seluruh jiwaku serasa terenggut. Tiba tiba saja, setelah sekian lama aku memandang apa yang Dilakukan Nando selalu adalah hal paling logis di dunia, yang selalu bisa dijelaskan dengan alasan yang kuat, sekarang, untuk pertama kalinya aku tidak menemukan semua itu. Jiwaku memberontak. Otakkku perih, ada rongga yang tak tejelaskan di sana . Di lubuknya yang terdalam,
“lotus, sebenarnya ada kejutan yang ingin aku ceritakan sama kamu selama ini. Kayaknya saat inilah yang paling tepat,…..” Aldila tersenyum padaku.
***
Pukul 00.34 ketika aku tersadar bahwa malam ini akan jadi malam yang panjang lagi dalam hidupku. Malam ini, mungkin untuk pertama kalinya aku tidak bisa menerima kenyataan dari apa yang aku yakini selama ini. Aku dulu yakin, semua akan berakhir dengan baik bila awalnya di mulai dengan sesuatu yang baik. Dulu aku yakin, Nando adalah orang terlogis di dunia, yang bisa di mengerti dengan segala hukum sebab akibat. Dulu aku yakin, bahwa keyakinanku adalah ……
Tapi malam ini semua menyentakku. Malam ini aku tersadar dari mimpi indah selama tiga bulan ini. Mimpi untuk mepersunting Aldila. Malam ini, Aldila telah berubah dalam pikiranku. Malam ini, Aldila sudah mampu mengubahku, menyadarkanku. Aku ini siapa yang berani mengharapkan Aldila yang nyaris sempurna. Malam ini, aku tersadar, kalau sebenarnya Aldila bagiku hanyalah putri kaca. Seperi pajangan di etalase panjang di mall mall mewah yang biasa aku pandang seraya berlalu. Atau terkadang aku hanya berhenti sebentar di depan kacanya, memandang sejenak ke arah benda mengagumkan di hadapanku, meneliti label harganya lalu berlalu sambil bergumam ‘kau terlalu mahal untukku’ dan menanggalkan impianku untuk memilikinya.
“lotus,…” kata Aldila sore tadi, pukul 16. 44 waktu itu, “ sebenarnya aku dari dulu pengen sharing sama kamu tentang tunanganku ini. Aku tau kalau kalau lotus sama mas Nando adalah sahabat erat. Lotus tentu tau banyak tentang mas Nando. Tapi, selalu gak ada waktu yang tepat untuk bicara banyak empat mata sama kamu, lotus……”
Lotus?
Masih pantaskah panggilan itu buat aku…….